Sebagaimana orang kafir punya 2 senjata yaitu jumlah personel yang banyak dan teknologi-ekonomi yang kuat, sehingga bisa membuat senjata perang yang canggih, tetapi ummat akhir zaman (orang beriman) juga punya 2 senjata, yaitu dakwah dan do’a.
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ
Artinya : “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak..” (QS Al Muddatstsir 1-6)
Para masyaikh memberitahu muddatstsir adalah selimut siang hari, sehingga para sahabat diperintah oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk bangkit membatu berdakwah pada siang hari. Pada ayat yang lain Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا نِّصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
Artinya : “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan..” (QS Al Muzzammil 1-4)
Muzzammil artinya berselimut malam hari, dimana pada malam hari para sahabat diperintah oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk melaksanakan shalatul lail/shalat tahajjud.
Para masyaikh memberitahu kita bahwa Rasulullah, para sahabat dan juga kita sebagai ummat akhir zaman sebagai penerus kerja Nabi yaitu usaha agama/usaha dakwah, bagaimana pada siang hari berdakwah membawa manusia secara lahir (langsung menjumpai manusia) kepada Allah dan pada malam hari menarik manusia secara bathin kepada Allah (melalui permohonan) atau membawa kasih sayang/rahmat Allah kepada manusia.
Dakwah dan do’a (tahajjud) ibarat peluru dan senjata. Orang yang hanya berdakwah mengajak manusia untuk taat, tunduk, dan patuh kepada Allah; mengajak bahwa yang berhak untuk disembah hanyalah Allah; dan bahwa Allah menjadikan manusia hanya untuk ibadah kepada Allah, akan tetapi pada malam hari tidak melaksanakan shalat tahajjud, tidak mau memohon dan merayu Allah agar memberikan hidayah/petunjuk kepada orang yang telah didatangi untuk didakwahi pada siang harinya dan memohon hidayah bagi seluruh manusia, maka bagaikan orang yang ada senjata (karena telah dakwah pada siang harinya) tetapi tidak punya peluru (karena tidak shalat tahajjud dan memohon hidayah bagi orang yang didakwahi dan memohon hidayah bagi seluruh manusia). Sebaliknya orang yang melaksanakan shalat tahajjud tapi tidak berdakwah bagaikan orang yang tidak ada senjata tetapi mempunyai peluru.
Seluruh Nabi-nabi melaksanakan dua perkara tersebut, sehingga selalu mendapatkan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala. Siang harinya mereka berdakwah jumpa manusia dan malam harinya shalat tahajjud dan memohon hidayah untuk ummatnya. Demikian pula ummat akhir zaman ini, dimana setelah kewafatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah tidak mungkin mengutus lagi Nabi dan Rasul, karena Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul yang terakhir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam paham bahwa setelah setelah kewafatannya, Allah tidak mengutus lagi Nabi dan Rasul, beliau berupaya memberi contoh kepada para sahabatnya bagaimana usaha hidayah harus terus berlangsung sampai hari kiamat dan beliau telah sukses menjadikan seluruh sahabatnya sebagai da’i-da’inya Allah dan sebagian besar malam harinya untuk bermunajat, merengek-rengek, menangis di hadapan Allah memohon hidayah untuk manusia. Allah telah menerima usaha para sahabat dan memberikan pertolonganNya sehingga zaman sahabat dijadikan oleh Allah sebagai Khalifah di muka bumi, menguasai 2/3 dunia. Allah telah memberikan contoh sampai hari kiamat bahwa ummat akhir zaman ini akan sukses dan menjadi khalifah dimuka bumi, jika ummat ini usahanya sama seperti para sahabat radhiyallahu anhum ajma’in, punya 2 senjata yaitu dakwah dan do’a. Jika ummat akhir zaman ini meninggalkan dakwah, maka bagaimana mungkin bisa mengalahkan orang kafir?
Syaikh Bahawalpur mengatakan janganlah kamu berperang dengan orang kafir sebelum dakwah kepada mereka, karena kamu akan dipentungi mereka. Dengan dakwah akan mendatangkan perolongan Allah (nushratullah), karena pertolongan Allah datang bukan dalam peperangan, tetapi karena berdakwah menolong agama Allah atau meninggikan kalimah Allah. Jangan sampai salah paham, bahwa perang bukan tujuan tetapi merupakan efek dari dakwah. Jika ummat ketika melaksanakan dakwah Islamiyah ditolak, dihalangi, diterror, dimusuhi dan sebagainya maka langkah terakhir adalah perang.
Dakwah dikatakan sebagai senjata bagi para nabi dan ummat akhir zaman dan shalat tahajjud sebagai pelurunya. Jika senjata yang akan digunakan ada peluru di dalamnya, maka senjata itu akan bermanfaat bisa membunuh musuh. Senjata yang tidak ada pelurunya, bagaimana bisa digunakan? Demikian pula jika ada peluru tetapi tidak ada senjatanya, maka peluru tersebut kurang atau tidak ada manfaatnya, bahkan sulit walaupun hanya untuk membunuh seekor tikus. Penggunaan senjata yang ada pelurunya akan tepat mengenai sasaran jika betul dan mahir cara penggunaanya. Jika ummat akhir zaman menjadikan dakwah sebagai maksud hidup, tertib dalam dakwah, istiqomah dalam dakwah dan korban untuk dakwah dan malam harinya bersungguh-sungguh do’a untuk hidayah, maka pasti dan pasti sesuai janjinya, Allah akan memberikan pertolongan kepada ummat Islam dan akan dilantik menjadi Khalifah di muka bumi.
Para masyaikh mengatakan bahwa dakwah yang dilakukan siang hari, baru usaha hidayah 10 %, sedangkan yang 90 % nya dengan shalat tahajjud dan do’a hidayah pada malam hari.